Pergemi.id - PERGEMI kembali menggelar acara rutin tahunan diskusi daring Temu Ilmiah Geriatri 2022, yang dilaksanakan di selama empat hari di setiap akhir pekan, 24-25 September 2022, dan 1-2 Oktober 2022. Temu Ilmiah Geriatri 2022 kali ini merupakan gelaran yang ke-19 kalinya dengan mengusung tema "Geriatric Care in Decade of healthy Aging."
Ketua PERGEMI Jaya, dr. Arya Govinda Roosheroe, Sp.PD, K-Ger, dalam sambutannya pada hari pertama diskusi daring Temu Ilmiah Geriatri 2022, mengatakan masa perjalanan Temu Ilmiah Geriatri ini melewati waktu yang cukup panjang dan penuh rintangan.
"Masa perjalanan Temu Ilmiah Geriatri ini seiring dengan masa pengembangan pelayanan ilmu geriatri di RSCM dan juga di Indonesia," katanya.
"Suatu masa yang sangat panjang, cukup mendalam, penuh rintangan yang akhirnya kita bersama-sama sampai saat ini bisa mengembangkan pelayanan geriatri seperti yang kita inginkan," sambungnya.
dr Arya juga mengungkapkan bahwa tema yang dipilih dalam diskusi dari Temu Ilmiah Geriatri 2022 ini memiliki tujuan bersama dalam melakukan pelayanan geriatri untuk lansia sehat dan sejahtera. Oleh karena itu, diharapkan diskusi kali ini bisa memberikan dampak yang baik dalam memperbaiki kualitas pelayanan geriatri.
"Kami sangat berharap akan membantu para dokter, para tenaga medis dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan untuk lebih memperbaiki kualitas pelayanan geriatri di Indonesia," kata dr. Arya.
Sementara itu, Ketua Umum PERGEMI, Prof. Dr.dr. Siti Setiati, Sp.PD, K-Ger, M.Epid., atau akrab disapa Prof Ati membeberkan kondisi populasi lansia di Indonesia yang semakin bertambah setiap tahunnya.
Prof Ati memaparkan bahwa jumlah lansia di Indonesia saat ini jumlahnya sudah mencapai hampir 30 juta jiwa dan kemungkinan akan terus bertambah dari waktu ke waktu.
"Bahkan presentase lansia saat ini telah melebihi presentase balita sejak di 2015. Saya kira kondisi ini akan menjadi tantangan untuk negara Indonesia dan kita semua, karena kita tahu tidak semua lansia sehat," jelas Prof Ati.
Berdasarkan penelitian multicentre PERGEMI menunjukkan bahwa hanya sekitar 15 persen lansia yang dinyatakan dalam kondisi sehat. Sedangkan sisanya sudah memiliki penyakit, bahkan sekitar 25 persen sudah masuk kategori rapuh.
"44 persen lansia dilaporkan sudah memiliki multi morbiditas, penyakitnya tidak satu, dua, tiga, lima, penyakitnya multiple," kata Prof Ati.
Kondisi tersebut dikatakan Prof Ati bukan hanya menjadi sebuah tantangan bagi sektor kesehatan saja tetapi juga di sektor-sektor lainnya.
"Karena lansia itu multi dimensi. Tapi sektor kesehatan memang memegang peran penting, bagaimana kita bisa membuat proporsi lansia yang sehat itu semakin besar sementara yang sakit dan rapuh semakin kecil," katanya.
Berdasarkan kondisi tersebut, Prof Ati mengatakan perlu adanya rencana strategis di tingkat nasional yang baik dan benar dalam penatan layanan kesehatan khususnya bagi lansia, yang kemudian dilanjutkan dengan implementasi yang baik dan benar.
"Kita sudah belajar banyak dari pandemi Covid-19 selama hampir 3 tahun, betapa pelayanan kesehatan kita itu tergagap-gagap menghadapi pandemi ini," kata Prof Ati.
Prof Ati menyambut baik penyelenggaraan Temu Ilmiah Geriatri 2022, kegiatan ini menurutnya memberikan manfaat dalam memberikan informasi terkait pengetahuan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan benar serta bermutu untuk para lansia.
"Harapan kami dari TB PERGEMI, kami tak berhenti mengingatkan, pemerintah tetap perlu mendukung kesehatan fisik, psikis dan sosial para lansia. Kebijakan yang baik harus dipertahankan bahkan sebisa mungkin di tingkatkan," pungkasnya.***